MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
PROSES TERJADINYA MASALAH
MASALAH UTAMA
Ø Pengertian
Halusinasi
adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola diri
stimulus yang mendekat yang diperkasai secara internal atau eksternal disertai
dengan suatu pengurangan berlebihan distarsi/ kelainan berespon terhadap
stimulus. (Mary C.T, 1998)
Halusinasi adalah gangguan
sensori/persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. (Maramis,
1998).
Halusinasi adalah suatu
penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksterna, persepsi palsu. (Lubis, 1993).
Halusinasi adalah pengindraan
tanpa sumber rangsang eksternal.
Ø Tanda dan Gejala
a. Merasa tidak mampu (HDR)
b. Putus asa (tidak percaya diri)
c. Merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan ketrampilan diri)
d. Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
e. Merasa mempunyai kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut
f. Merasa malang (tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual)
g. Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan
h. Rendahnya kemampuan sosialisasi diri
i. Perilaku agresif
j. Perilaku kekerasan
k. Ketidakadekuatan pengobatan
l. Ketidakadekuatan penanganan gejala
Ø Jenis-jenis halusinasi
1) Pendengaran
Mendengarkan
suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan
sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan
bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2) Penglihatan
Stimulus visual
dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang
rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
3) Penghirup
Membaui
bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau-bauan yang
tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke, tumor, kejang
atau demensta.
4) Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urine
atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri
atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
6) Chenestetic
Merasakan
fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau
pembentukan urine.
7) Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara
berdiri tanpa bergerak.
PENYEBAB
ü Perilaku Menarik Diri
1. Pengertian
Perilaku
menarik diri adalah perilaku yang merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. (Rawhns,
1993) Menarik diri termasuk isolasi diri adalah suatu tindakan melepaskan diri
dari alam sekitarnya. Individu tidak ada minat dan perhatian terhadap
lingkungan sosial secara langsung. Perilaku menarik diri merupakan reaksi pada
masa kritis yang bersifat sementara dan dimanifestasikan dengan perilaku yang
bermacam-macam.
2. Tanda dan Gejala
a. Kurang
spontan
b. Apatis (acuh
terhadap lingkungan)
c. Ekspresi
wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
d. Afek tumpul
e. Tidak
merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi
verbal menurun/ tidak ada. Tidak bercakap-cakap dengan orang lain
g. Mengisolasi
diri (menyendiri), memisahkan diri dari orang lain
h. Tidak atau
kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
i. Pemasukan
makanan dan minuman terganggu
j. Retensi
urine dan feses
k. Aktivitas
menurun
l. Kurang
energi (tenaga)
m. Harga diri
rendah
n. Posisi janin
pada saat tidur
o. Menolak
hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap.
ü Resiko PK
1. Pengertian
1. Pengertian
Resiko
menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Hal ini terjadi karena pasien
mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan atau hambatan dalam proses pencapaian
tujuan dan pasien tidak menemukan alternatif lain sehingga timbul perasaan
marah, jengkel yang disertai ketidakmampuan mengontrol diri, sehingga pasien
mengungkapkan perasaan lewat perilakunya.
2. Tanda dan Gejala
a. Merusak
barang
b. Ada ide
untuk bunuh diri
c. Melakukan
kekerasan fisik secara aktual/potensial
d. Tingkah laku
maniac
e. Menggebrak
meja/ tempat tidur
f. Riwayat
perilaku menyakiti orang lain
g. Keluhan
neurologis agitasi
h.
Menyalahgunakan obat/ zat
v POHON MASALAH
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
No Diagnosa
Data yang sudah ada Data yang perlu dikaji
1 Halusinasi
a. Pendengaran
- Melirik mata ke kanan/ ke kiri
untuk mencari sumber suara
- Mendengarkan dengan penuh
perhatian pada orang sedang berbicara/ benda mati didekatnya
- Terlibat pembicaraan dengan benda
mati ayau orang yang tidak nampak
- Menggerakkan mulut seperti
mengomel
b. Penglihatan
- Tiba-tiba tampak tergagap,
ketakutan karena orang lain, benda mati atau stimulus yang tak terlihat
- Tiba lari ke ruang lain
c. Pengecepan - Meludahkan makanan atau minuman
- Menolak makanan atau minum obat
- Tiba-tiba meninggalkan meja makan
d. Penghirup
- Mengkerutkan hidung seperti
menghirup udara yang tidak enak
- Menghirup bau tubuh
- Menghirup bau udara ketika
berjalan kearah orang lain
- Berespon terhadap bau dengan panic
e. Peraba
- Menampar diri sendiri seakan-akan
sedang memadamkan api
- Melompat-lompat di lantai seperti
menghindari sesuatu yang menyakitkan
f. Sintetik
- Mengverbalisasi terhadap proses
tubuh
- Menolak menyelesaikan tugas yang
menggunakan bagian tubuh yang diyakini tidak
berfungsi
berfungsi
2. Menarik diri
- Kurang spontan
- Apatis (acuh terhadap lingkungan)
- Ekspresi wajah kurang berseri
(ekspresi sedih)
- Afek tumpul
- Tidak merawat dan memperhatikan
kebersihan diri
- Komunikasi verbal menurun/ tidak
ada
- Mengisolasi diri (menyendiri)
- Aktivitas menurun
- Kurang energi
- Menolak berhubungan dengan orang
lain
3 Resiko
menciderai diri, orang lain dan lingkungan
- Merusak barang
- Ada ide untuk membunuh/ bunuh diri
- Melakukan kekerasan fisik
aktual/potensial
- Tingkah laku maniac
- Menggebrak meja/ tempat tidur
- Riwayat perilaku mengejar orang
lain
- Keluhan neurologis agitasi
- Menyalahgunakan obat/ zat
- Riwayat melakukan kekerasan pada
orang lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Halusinasi
2. Menarik diri
3. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA KEPERAWATAN HALUSINASI
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi
Halusinasi
TUM :
Klien tidak berhalusinasi
TUK 1 :
Klien dapat
membina hubungan saling percaya
1.1 Ekspresi
wajah bersahabat, menunjukkan rasa, senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1.1.1 Bina
hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien
dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan
diri dengan sopan
c. Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan
tujuan pertemuan
e. Jujur dan
menepati janji
f. Tunjukan
sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri
perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 :
Klien dapat
mengenal halusinasi 2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya
halusinasi
2.2 Klien dapat
mengungkapkan perasaan terhadap halusinasi 2.1.1 Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap
2.1.2 Observasi
tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : berbicara dan tertawa tanpa
stimulus, memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan seolah-olah ada teman bicara.
2.13 Bantu
klien mengenal halusinasinya :
a. Jika
menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang
didengar.
b. Jike klien
menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
c. Katakan
bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh)
d. Katakan
bahwa klien lain juga ada seperti klien
e. Katakan
bahwa perawat akan membantu klien.
2.1.4
Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang
menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan
frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika sendiri,
jengkel/ sedih)
2.2.1
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
TUK 3 :
Klien dapat
mengkontrol halusinasinya 3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasaya
dilakukan untuk menghindari halusinasi
3.2 Klien dapat
menyebutkan cara baru
3.3 Klien dapat
memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan.
3.4 Klien dapat
melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
3.5 Klien dapat
mengikuti terapi aktivitas kelompok 3.1.1 Identifikasi bersama klien cara
tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri
dll)
3.1.2
Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
3.2.1
Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
a. Katakan :
"Saya tak mau dengan kamu" (pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui
orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasi yang didengarnya.
c. Membuat
jadwal kegiatan sehari-sehari agar halusinasi tidak sempat muncul
d. Meminta
keluarga/ teman/perawat, menyapa jika tampak berbicara sendiri
3.3.1 Bantu
klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap
3.4.1 Beri
kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri
pujian jika berhasil
3.5.1 Anjurkan
klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi
persepsi
TUK 4 :
Klien dapat
dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya 4.1 Keluarga dapat
membina hubungan saling percaya
4.2 Keluarga
dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
4.1.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2.1
Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/ pada saat kunjungan
rumah)
a. Gejala
halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang
dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
c. Cara merawat
anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama.
d. Beri
informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan halusinasi tidak
terkontrol dan risiko mencederai orang lain.
TUK 5 :
Klien dapat
memanfaatkan obat dengan baik 5.1 Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat,
dosis, dan efek samping obat
5.2 Klien dapat
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3 Klien dapat
informasi tentang manfaat dan efek samping obat
5.4 Klien
memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi
5.5 Klien dapat
menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang dosis, frekuensi, dan manfaat obat
5.2.1 Anjurkan
klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3.1 Anjurkan
klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
5.4.1
Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5.1 Bantu
klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar
TINDAKAN KEPERAWATAN I
A. PROSES KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien
2. Diagnosa
Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Khusus
a. Klien dapat
membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat
mengenal halusinasinya
c. Klien dapat
mengontrol halusinasinya
4. Tindakan
Keperawatan
a. Bina
hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
b. Diskusikan
dengan klien tentang halusinasinya yang dialaminya
c. Identifikasi
jenis, waktu, isi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi dan respon klien
terhadap halusinasi
d. Diskusikan
dengan klien tentang apa yang dirasakan jika halusinasi dan beri kesempatan
untuk mengungkapkan perasaan
e. Ajarkan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
f. Ajarkan
memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal rencana kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ita Rahmawati, saya biasa dipanggil Ita. Nama siapa? Biasanya senang dipanggil siapa? Wah bagus sekali namanya. Saya yang akan merawat selama di rumah sakit ini, jika membutuhkan bantuan saya siap membantu"
b. Validasi/ evaluasi
"Bagaimana perasaan saat ini? Apa keluhan saat ini?
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang suara-suara yang sering dengar? Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Dimana tempat yang menurut cocok untuk berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruangan ini?
2. Fase Kerja
"Coba ceritakan suara-suara yang sering dengar?
Apakah mengenali suara siapa itu?
Apa terus-menerus mendengar suara-suara itu? Kapan saja suara itu terdengar?
Situasi yang bagaimana yang menurut menjadi pencetus munculnya suara itu?
Berapa kali suara itu terdengar?
Apakah merasa terganggu dengan suara-suara tersebut?
Apakah yang lakukan jika suara-suara itu terdengar?
Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
Apakah dengan cara seperti itu suara-suara tersebut bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
Ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, yang pertama dengan menghardik suara-suara yang muncul misal Anda tutup telinga atau tanamkan kata-kata dalam hati sambil mengungkapkan "pergi-pergi, saya tidak mau dengar kamu!" yang ke-2 dengan melakukan percakapan dengan orang lain. Ke-3 dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang ke-4 dengan minum obat teratur" seperti yang tadi saya contohkan sampai suara-suara itu hilang ya!
Coba peragakan tapi ingat di dalam hati saja ya!
Nah, begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus sudah bisa.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
"Bagaimana perasaan setelah memperagakan latihan tadi?
Kalau suara-suara tidak berwujud itu muncul lagi coba cara-cara tadi dilatih.
Oh ya ya! Masih ingat 4 cara mengontrol halusinasi tadi apa saja? Wah bagus sekali masih ingat."
b. Rencana tindakan lanjut
" besok kita latihan lagi untuk cara yang ke-2 ya! Dengan cara melakukan percakapan dengan orang lain dan cara-cara yang lain."
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Baiklah pertemuan hari ini cukup sekian dulu. Besok kita ketemu lagi ya untuk berlatih mengendalikan suara-suara dengan bercakap-calap.
Maunya mau dimana? Bagaimana kalau ditempat ini lagi, besok jam sama seperti ini jam 10.00 WIB.
Jangan lupa ya…!
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien
2. Diagnosa
Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Khusus
a. Klien dapat
mengontrol halusinasinya
4. Tindakan
Keperawatan
a. Evaluasi
cara menghardik halusinasi
b. Latih dan
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Kontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rencana harian
d. Ajarkan
kegiatan bercakap-cakap dimasukkan dalam rencana harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, !" masih ingat dengan saya? Bagaimana kabarnya? Masih ingat tho, saya Ita yang kemarin.
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Wah tampak senang sekali, ya?
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji saya kemarin, bahwa hari ini kita akan berlatih mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang dengan orang lain dan melakukan kegiatan seperti yang direncanakan per hari. Masih ingat kan? Nanti kita akan berbincang-bincang selama 30 menit ya? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di ruangan ini lagi?
2. Fase Kerja
"Kemarin sudah bisa menghardik halusinasi kan? Sekarang cara yang ke-2 untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mulai mendengar suara-suara langsung saja cari teman untuk mengobrol dengan teman atau ajak perawat.
Contoh : "Tolong, saya sekarang mulai mendengar suara-suara itu!
Ayo ngobrol dengan saya!
Coba sekarang lakukan seperti saya tadi! Bagus, nah latihan terus ya dan diingat terus.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah berbincang-bincang dengan saya?
Evaluasi objektif : Sekarang coba sebutkan 4 cara mengontrol halusinasi!
Bagus sekali, jangan lupa dilakukan ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Jadi jangan lupa melakukannya dan kita masukkan dalam kegiatan harian !
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Saya rasa pertemuan kita cukup sekian dulu, kita bertemu lagi untuk berbincang-bincang tentang cara ke-3 dengan membuat jadwal rencana harian. Tempatnya di sini lagi. Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB selama 15 menit. Bagaimana setuju kan? Silahkan kalau mau istirahat."
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN III
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien
2. Diagnosa
Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Khusus
a. Klien dapat
mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Kondisi
latihan menghardik dengan bercakap-cakap
b. Ajarkan
kegiatan yang terjadwal
c. Memasukkan
kegiatan dalam jadwal rencana harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi ! Mari kita mengobrol-ngobrol lagi! Bagaimana kabarnya?"
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Sudah ngobrol dengan siapa saja, pasti sudah kenal dengan perawat-perawat sini ya? Coba sebutkan namanya sedikit saja!" bagus sekali!
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji kita kemarin hari ini kita akan membuat jadwal rencana kegiatan untuk mengontrol halusinasi. Bagaimana kalau di ruang ini lagi ya! Kita akan ngobrol selama 15 menit saja. Bagaimana? Baiklah
2. Fase Kerja
"Apa saja yang biasa lakukan di rumah? Pagi hari apa kegiatan yang lakukan? Jam berapa biasanya (terus apa saja kegiatannya sampai malam) wah banyak sekali kegiatannya. Mari coba hari ini kita latihan 2 kegiatan hari ini, misalkan perbed dan menyapu lantai.
Bagus sekali bisa lakukan. Kegiatan ini dapat menghalau suara-suara waktu Anda mendengarkan.
Kegiatan apalagi yang bisa lakukan dari pagi sampai malam coba Anda lakukan!
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah bercakap-cakap tentang melakukan kegiatan sesuai rencana harian?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita lakukan! Bagus sekali
b. Rencana tindakan lanjut
"Coba lakukan sesuai jadwal !" bisa berlatih aktivitas lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Bagaimana kalau besok kita latihan cara yang ke-4 dengan membahas tentang cara minum obat yang baik serta guna obat. Masih ingatkan cara yang terakhir ini? Besok disini lagi dijam yang sama. Bagaimana? Tidak boleh telat ya! Silakan kalau punya kegiatan dilanjutkan saja!
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN IV
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien
2. Diagnosa
Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Khusus
a. Klien dapat
mengontrol halusinasinya
b. Klien dapat
memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan
Keperawatan
a.
Mendiskusikan dengan klien tentang dosis obat, tentang manfaat dan
frekuensinya.
b. Menganjurkan
klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan frekuensinya
c. Menganjurkan
klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
d. Diskusikan
akibat berhenti minum obat
e.
Mendiskusikan 5 benar dalam pemberian obat
f. Kontrol
halusinasi dengan pemberian obat
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi !"
b. Validasi/ evaluasi
"Baik-baik saja kan! Wah tampak segar hari ini. Bagaimana perasaan, !
Bagaimana waktu halusinasi itu muncul, apakah mencoba cara-cara yang sudah kita bicarakan kemarin? Berhasil tidak? Berhasi! Bagus sekali.
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji kita kemarin hari ini saya akan menjelaskan tentang obat-obatan yang minum yang bisa mengatasi suara-suara yang mengganggu. Dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja ya? Cukup 15 menit cukup!
2. Fase Kerja
"Ini jenis obat-obatan yang minum! Sebutkan warna, nama, fungsi, dosis, cara dan waktunya.
Adakah bedanya setelah minum obat sudah teratur? Apakah suara itu berkurang/ hilang? Minum obat itu sangat penting, supaya suara-suara itu cepat hilang. Kalau suara-suara dan apa yang Anda dengar hilang, tidak boleh dihentikan obatnya. Nanti konsultasikan dengan dokter sebab kalau putus obat bisa kambuh lagi dan sulit mengembalikan ke keadaan semula.
Kalau obat habis minta lagi ke dokter, perlu teliti saat makan obat yang jangan ambil milik orang lain, baca kemasan, tepat jam minum dengan cara yang benar yaitu setelah makan jangan lupa harus benar obat dan dosisnya harus 5 benar.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita pelajari! Sarat benar dalam pemberian obat! Wah bagus sekali jangan lupa minum obat, ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Bagaimana kalau kita masukkan jadwal kegiatan harian ya?
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Besok kita ketemu lagi ya , kita akan bahas masalah dengan keluarga. Kita ketemu lagi besok di sini, di jam yang sama ya!
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku
Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Johnson,
Barbara Schoen, (1997), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental Health
Nursing, 4th Edition, Lippincot-Raven Publishers, Philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa..
EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Townsend, Mary
C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatrik,
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com